Rabu, 29 Oktober 2014

Lemak Omentum Membahayakan Kesehatan Hati

Lemak Omentum Membahayakan Kesehatan Hati
Gambar oleh Sasin Tipchai dari Pixabay

Desakan lemak omentum ke hati mengganggu kinerja hati yang super sibuk. Sebagai organ penting yang memiliki ratusan macam fungsi vital, gangguan hati tentu akan berdampak buruk terhadap keseimbangan tubuh orang yang sehat. Anda harus ingat, hati memiliki peran yang sangat penting dalam menjalankan beragam aktivitas biologis termasuk melakukan metabolisme lemak sehingga timbunan lemak berkurang.

Lemak Omentum Membahayakan Kesehatan Hati - Ketika metabolisme tubuh yang berpusat di hati melemah, pembakaran lemak tubuh ikut melemah, alhasil tubuh semakin gemuk. Yang memprihatinkan, sejalan dengan bertambahnya timbunan lemak maka volume lemak omentum pun turut membesar sehingga beban yang harus ditanggung oleh hati semakin berat. Anda tentu bisa menebak peristiwa apa yang akan terjadi? Obesitas yang semakin parah. Itulah jawaban mengapa obesitas sentral yang tidak segera diatasi akan semakin sulit diatasi.

Desakan lemak omentum terhadap hati melemahkan metabolisme tubuh, akibatnya pembakaran lemak ikut melemah, alhasil tubuh bertambah gemuk.

Bertambahnya volume lemak omentum yang mengisi rongga perut, menyulitkan berlangsungnya proses pembakaran lemak tubuh (liposis) yang bersarang di dalam perut. Sebuah awal buruk yang menciptakan lingkaran setan yang mengganggu kesehatan secara menyeluruh. Bersandar pada kenyataan ini, masihkah Anda membiarkan lemak omentum bersarang di dalam perut Anda sementara Anda ingin memiliki tubuh yang langsing? Dalam hal ini, tekad Anda untuk langsing menjadi kunci yang harus Anda perhatikan. Untuk itu, prioritaskan tekad Anda mengatasi perut gendut yang Anda miliki dengan menjalani program ini secara berkesinambungan.

Tak hanya mempersulit upaya mengatasi obesitas, lemak omentum juga menimbulkan beragam penyakit terkait dengan fungsi hati. Penyakit yang dimaksud antara lain hiperlipidemia, yaitu penyakit yang ditandai tingginya kadar lemak dalam darah baik berupa kolesterol ataupun trigliserida. Secara teoritis, kadar lemak darah akan melonjak ketika hati tidak sanggup lagi mengatur keseimbangan lemak darah dengan baik. Pasalnya, hati bertanggung jawab mengatur keseimbangan kadar lemak dalam darah. Jika selama ini sebagian besar orang memojokkan makanan berlemak sebagai penyebab hiperlipidemia, selayaknya obesitas sentral layak pula dijadikan sebagai terdakwa. Untuk memastikannya, diperlukan tes laboratorium untuk mengetahui kualitas fungsi hati dan kemungkinan terjadinya gangguan pada hati. Tes tersebut meliputi: SGPT, SGOT, gama -GT.

Masih berkaitan dengan fungsi hati, volume lemak omentum yang membesar mempermudah terjadinya perlemakan hati (fatty-liver)-penyakit yang kurang populer namun sesungguhnya berimbas buruk bagi metabolisme secara menyeluruh. Perlemakan hati menjadi batu sandungan beralngsungnya proses liposis secara normal. Dalam banyak kasus yang saya temukan, banyak penderita obesitas sentral sulit mengalami penyusutan persentase lemak di tubuhnya karena mereka mengalami fatty liver. Untuk meningkatkan jumlah lemak yang tersingkir dari tubuhnya, mereka harus menjalani "pembersihan" hati atau dalam bahasa medis disebut dengan detoksifikasi lever. Penjelasan lebih mendalam mengenai fatty liver dan detoksifikasi hati dapat Anda pelajari di www.lannylingga.com.

Banyak penderita obesitas sentral sulit mengalami penyusutan pesentase lemak di tubuhnya karena mereka mengalami fatty liver.

Gangguan fungsi hati lain juga menyebabkan kualitas pencernaan menurun terkait dengan menurunnya ketersediaan enzim pencernaan yang diproduksi oleh hati. Tidak terpenuhinya kebutuhan enzim pencernaan mengurangi kesempatan tubuh untuk memperoleh zat-zat esensial untuk berlangsungnya lipolisis. Defisiensi zat gizi esensial selama ini luput dari pemikiran para ahli diet, padahal peran zat gizi untuk mendukung lipolisis tidak tergantikan. Anda tiak perlu khawatir menghadapi hal ini, sebab program ini sangat memperhatikan kecukupan zat gizi esensial melalui rekomendasi diet dan suplementasi yang memadai. Selain itu, menurunnya fungsi hati akibat penimbunan racun (toksin) pada hati. Akibat desakan lemak omentum maka detoksifikasi yang dilakukan oleh hati menurun sehingga kadar racun di dalam tubuh meningkat sehingga sel-sel tubuh aus sebelum waktunya yang pada gilirannya memperlemah laju metabolisme. Perlu Anda ketahui pula, imunitas tubuh melemah ketika semakin banyak racun yang tidak terproses oleh hati. Kondisinya semakin buruk jika akhirnya racun yang tidak tereliminasi mengendap di dalam tubuh. Dampak keracunan di tingkat seluler tidak segera terdeteksi dan bahkan sulit untuk dibuktikan, namun melemahnya sistem detoksifikasi alami tersebut berdampak buruk bagi terhadap kesehatan global.



Lingga, Lanny. 2014. Mau Langsing? STOP DIET!. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar