Sabtu, 01 November 2014

6 Latihan Gym Untuk Pemula: Cara Latihan di Gym dengan Baik dan Benar!

6 Latihan Gym Untuk Pemula: Cara Latihan di Gym dengan Baik dan Benar!
Gambar oleh David Mark dari Pixabay

Selamat datang di Panduan Gym untuk Pemula! 

6 Latihan Gym Untuk Pemula: Cara Latihan Di Gym dengan Baik dan Benar! - Sebagai bagian dari Gymaav, panduan ini akan mendalami segala hal yang perlu Kamu ketahui tentang cara berolahraga yang benar di gym.

Pada saat Kamu sudah selesai membaca artikel 6 Latihan Gym Untuk Pemula: Cara Latihan di Gym dengan Cara Yang Benar ini, Kamu tidak akan pernah bertanya-tanya lagi tentang "apa yang harus saya lakukan di tempat gym?"

Kami telah membantu ribuan Klien Pelatihan Online membangun kepercayaan diri dan memulai latihan kekuatan di gym, jadi saya bekerja sama dengan pelatih kami untuk membuat Panduan Gym Pemula Terbaik untuk sobat Gymaav hari ini!

Oke, waktunya untuk mulai latihan. Ayo pergi ke tempat gym dan explore hal berikut ini:

 

Takut Berolahraga di Gym? Baca Ini Dulu.

Takut Berolahraga di Gym? Baca Ini Dulu
Gambar oleh Anemone123 dari Pixabay

Terlepas dari fisik Kamu, jika berat Kamu 200 kg atau 40 kg, pergi ke tempat gym biasa untuk pertama kalinya bisa menjadi sangat menakutkan.

Saya tahu banyak orang yang mengatakan "gym adalah tempat yang bukan untuk saya", atau "ngegym itu bodoh" dan bahkan tidak pernah melakukannya, hanya karena gym bisa jadi menakutkan / tidak ramah / tidak keren.

Sekarang, jika Kamu BISA mengerahkan keberanian untuk berjalan melewati pintu, Kamu akan dihadapkan pada hal-hal berikut:

  • Orang dengan ekspresi sedih di wajah mereka dengan patuh menggunakan mesin yang mirip dengan alat penyiksaan abad pertengahan.
  • Yang lain menggunakan mesin kardio, treadmill, dan elips, dan Kamu sudah dapat membayangkan diri Kamu terhapus dan berakhir dalam montase gagal YouTube.
  • Orang-orang yang benar-benar kuat mengambil beban bebas yang berat begitu mudah sehingga Kamu tidak bisa tidak langsung membandingkan diri Kamu dengan mereka ... dan menjadi terintimidasi.

Jika Kamu bergumul dengan kepercayaan diri, atau Kamu tidak menyukai penampilan Kamu , Kamu mungkin berasumsi bahwa semua orang di sekitar Kamu akan menghakimi Kamu sepanjang waktu dan tidak ingin mengalami penyiksaan ini.

Bahkan, Kamu mungkin berpikir bahwa badan Kamu harus terbentuk DULU, dan KEMUDIAN baru Kamu bisa pergi ke tempat gym…

Salah!


Kamu pergi ke gym UNTUK menjadi sehat dan membentuk badan. Dan saya akan membimbingmu ke sana.

Jika Kamu akan mulai latihan ke tempat gym, berikut beberapa hal yang perlu Kamu ketahui:

  1. Semua orang di sekitar Kamu sama-sama sadar diri seperti Kamu. Ya, cowok yang memiliki badan yang sudah bagus. Atau cewek kurus atau yang telah memiliki badan ideal. Mereka tidak fokus pada Kamu, karena mereka sibuk dengan latihan mereka sendiri dan bertanya-tanya apakah semua orang memikirkan mereka.
  2. Semua orang mulai dari suatu tempat. Kamu tidak terlihat baik oleh karena itulah Kamu pergi ke tempat gym. Kamu pergi ke tempat gym untuk menjadi lebih kuat, lebih percaya diri, dan kemudian memiliki badan yang bagus.
  3. KEBANYAKAN akan memuji Kamu karena telah mencoba. Ketika saya melihat seseorang yang sangat kelebihan berat badan di tempat gym, itu membuat saya bahagia - mereka berusaha memperbaiki diri! Itu sangat MENGAGUMKAN. Ini adalah mentalitas yang akan dimiliki 90% + orang.
  4. BANYAK akan terlalu fokus pada diri sendiri bahkan untuk tidak memperhatikan Kamu. Para pria yang mengangkat kemeja mereka di cermin untuk memeriksa perut mereka, melakukan bicep curl di kursi jongkok, dan / atau memastikan mereka mengambil foto untuk diposting di Facebook dan Instagram untuk membuktikan bahwa mereka memang pergi ke tempat gym.
  5. Sedikit yang akan menilai. Padahal, mereka tidak menghakimimu, aku janji. Mereka menilai SEMUA ORANG di sekitar Kamu, karena mereka tidak bisa tidak membandingkan diri mereka dengan orang lain dan mereka adalah orang yang buruk. Ini tidak berbeda dengan kehidupan nyata. Persetan dengan orang-orang ini, pembenci akan membenci, pemarah akan marah.


Tentu, Kamu bisa mengatakan "orang-orang jahat, tempat gym itu menakutkan, saya tidak akan muncul". Tapi kemudian, teroris menang. Dan begitu pula orang-orang itu. Jadi terserah mereka mau apa!


Sebaliknya, ini akan menjadi mentalitas gym Kamu:

  • Terimalah bahwa beberapa orang payah (seperti di mana pun dalam hidup), dan kebanyakan orang acuh tak acuh atau fokus untuk menjadi sadar diri sendiri. Semua orang akan memuji Kamu karena mencoba dan berada di sana.
  • Buat playlist Spotify epik yang membuat Kamu merasa semangat.
  • Pakailah pakaian yang Kamu rasa nyaman.
  • Gunakan headphone Kamu, jauhi semua orang, dan lakukan kegiatan Kamu sendiri. Bayangkan Kamu satu-satunya di sana.


Seberapa Sering Saya Harus Pergi ke Tempat Gym?

Seberapa Sering Saya Harus Pergi ke Tempat Gym?
Gambar oleh Ichigo121212 dari Pixabay

Banyak orang berpikir mereka perlu pergi ke gym 6 hari dalam seminggu, dengan patuh mengganti latihan beban dengan cardio dan bootcamp untuk mendapatkan tubuh bagus yang berbentuk yang mereka cari.

Kedengarannya melelahkan dan menyedihkan bagi saya, dan saya SUKA gym!

Jadi, inilah yang perlu Kamu ketahui tentang frekuensi ngegym:

Lakukan sebanyak yang Kamu bisa, atau lakukan sesedikit yang Kamu mau.

Semua latihan dalam panduan ini adalah "latihan seluruh tubuh" yang berarti latihan tersebut melatih semua otot di tubuh Kamu.

Otot Anda akan rusak di gym dan kemudian diganti dengan otot yang lebih kuat selama 48 jam ke depan.

Oleh karena itu, kami menyarankan Kamu pergi ke tempat gym 2-3 kali seminggu, dengan satu hari libur atau lebih di antara setiap sesi.

Nasihat ini disertai dengan beberapa peringatan:

  • Jika Kamu seorang ibu tunggal atau bekerja dua pekerjaan atau hanya sibuk menjalani hidup Kamu dan Kamu hanya dapat pergi ke gym sekali, bagus! Sekali seminggu lebih baik dari pada tidak sama sekali dalam seminggu!
  • Jika Kamu memiliki sasaran khusus atletik atau kardiovaskular yang Kamu latih, maka pergi ke gym lebih sering mungkin akan memberi Kamu hasil yang lebih cepat.
  • Jika Kamu mencoba menurunkan berat badan, dengan cara pergi ke tempat gym lebih sering mungkin TIDAK akan memberi Kamu hasil yang lebih cepat. Kamu juga harus Diet.

“Bang, langsung aja ngomong seberapa sering saya harus pergi ke gym! ”

Ok! Cobalah datang untuk latihan ke tempat gym 3 kali seminggu.

Saya suka latihan hari Senin-Rabu-Jumat.

Mulailah dan akhiri minggu dengan pencapaian yang maksimal!

Apa? Anda ingin berolahraga di hari libur juga? Keren.

Kami menyusun rutinitas latihan kami untuk klien kami mengikuti jadwal mereka - beberapa orang pergi ke gym 5 hari per minggu, sementara yang lain hanya pergi sekali seminggu.

Ok! Sekarang apakah kita siap !?

Bagus! Ayo lanjut ke Latihan Gym Level 1: Hari pertama Kamu di gym.

Kamis, 30 Oktober 2014

Lemak Omentum Mengganggu Fungsi Jantung

Lemak Omentum Mengganggu Fungsi Jantung
Gambar oleh Pexels dari Pixabay

Kewaspadaan terhadap kesehatan jantung harus lebih ditingkatkan oleh mereka yang menderita obesitas sentral. Pemilik perut buncit, waspadalah terhadap kesehatan jantung Anda! berbicara  mengenai kesehatan jantung penderita obesitas sentral, Anda tidak boleh melupakan dampak buruk yang ditimbulkan oleh lemak omentum.

Lemak Omentum Mengganggu Fungsi Jantung - Ketika lemak omentum membesar maka akan menghimpit jantung, sehingga gangguan jantung pun tak dapat dihindari. Semakin besar lemak omentum yang mengisi rongga perut, semakin berat beban yang ditanggung oleh jantung sehingga potensi gangguan jantung pun meningkat. Coba bayangkan, bagaimana jika jantung Anda yang hanya sebesar kepalan tangan Anda terdesak dan terhimpit oleh "benda" masif seperti halnya lemak omentum. Anda akan mengalami gangguan pernapasan kronis sejalan dengan bertambahnya bolume lemak omentum. Bukan tidak mungkin jika nantinya kematian menghampiri Anda di saat tekanan yang diberikan lemak omentum ke jantung semakin kuat. Tubuh gemuk yang memiliki volume lemak omentum besar berisiko tinggi terhadap kematian yang disebabkan oleh penyakit jantung koroner.

Semakin besar lemak omentum yang mengisi rongga perut, semakin berat beban yang ditanggung oleh jantung sehingga potensi gangguan jantung pun meningkat.

Pengobatan penyakit jantung bukan bawaan tesebut di atas tidak akan memberi manfaat yang maksimal ketika lemak omentum tetap dibiarkan leluasa mendesak jantung. Pemasangan ring jantung, ombolisasi, kateterisasi dan bedah jantung adalah pilihan sulit yang terpaksa harus dilakukan oleh dokter untuk menyelamatkan jiwa pasiennya. Anda tentu ngeri mendengar tindakan pengobatan jantung yang tekesan seram tersebut, bukan? Karena itu, jika Anda tidak ingin cemas memikirkan penyakit jantung, sepatutnya Anda berusaha memikirkan faktor-faktor resiko yang menyebabkan Anda harus sering berurusan dengan ahli jantung. Adapun faktor yang beresiko tinggi memicu payah jantung atau bahkan gagal jantung adalah obesitas sentral. Apakah Anda masih "santai" dengan perut gendut lenuh lemak omentum yang Anda miliki, sementara serangan jantung siap Anda alami kapan saja? Ayo bergegaslah merampingkan perut Anda sebelum semuanya terlambat.



Lingga, Lanny. 2014. Mau Langsing? STOP DIET!. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Rabu, 29 Oktober 2014

Lemak Omentum Membahayakan Kesehatan Hati

Lemak Omentum Membahayakan Kesehatan Hati
Gambar oleh Sasin Tipchai dari Pixabay

Desakan lemak omentum ke hati mengganggu kinerja hati yang super sibuk. Sebagai organ penting yang memiliki ratusan macam fungsi vital, gangguan hati tentu akan berdampak buruk terhadap keseimbangan tubuh orang yang sehat. Anda harus ingat, hati memiliki peran yang sangat penting dalam menjalankan beragam aktivitas biologis termasuk melakukan metabolisme lemak sehingga timbunan lemak berkurang.

Lemak Omentum Membahayakan Kesehatan Hati - Ketika metabolisme tubuh yang berpusat di hati melemah, pembakaran lemak tubuh ikut melemah, alhasil tubuh semakin gemuk. Yang memprihatinkan, sejalan dengan bertambahnya timbunan lemak maka volume lemak omentum pun turut membesar sehingga beban yang harus ditanggung oleh hati semakin berat. Anda tentu bisa menebak peristiwa apa yang akan terjadi? Obesitas yang semakin parah. Itulah jawaban mengapa obesitas sentral yang tidak segera diatasi akan semakin sulit diatasi.

Desakan lemak omentum terhadap hati melemahkan metabolisme tubuh, akibatnya pembakaran lemak ikut melemah, alhasil tubuh bertambah gemuk.

Bertambahnya volume lemak omentum yang mengisi rongga perut, menyulitkan berlangsungnya proses pembakaran lemak tubuh (liposis) yang bersarang di dalam perut. Sebuah awal buruk yang menciptakan lingkaran setan yang mengganggu kesehatan secara menyeluruh. Bersandar pada kenyataan ini, masihkah Anda membiarkan lemak omentum bersarang di dalam perut Anda sementara Anda ingin memiliki tubuh yang langsing? Dalam hal ini, tekad Anda untuk langsing menjadi kunci yang harus Anda perhatikan. Untuk itu, prioritaskan tekad Anda mengatasi perut gendut yang Anda miliki dengan menjalani program ini secara berkesinambungan.

Tak hanya mempersulit upaya mengatasi obesitas, lemak omentum juga menimbulkan beragam penyakit terkait dengan fungsi hati. Penyakit yang dimaksud antara lain hiperlipidemia, yaitu penyakit yang ditandai tingginya kadar lemak dalam darah baik berupa kolesterol ataupun trigliserida. Secara teoritis, kadar lemak darah akan melonjak ketika hati tidak sanggup lagi mengatur keseimbangan lemak darah dengan baik. Pasalnya, hati bertanggung jawab mengatur keseimbangan kadar lemak dalam darah. Jika selama ini sebagian besar orang memojokkan makanan berlemak sebagai penyebab hiperlipidemia, selayaknya obesitas sentral layak pula dijadikan sebagai terdakwa. Untuk memastikannya, diperlukan tes laboratorium untuk mengetahui kualitas fungsi hati dan kemungkinan terjadinya gangguan pada hati. Tes tersebut meliputi: SGPT, SGOT, gama -GT.

Masih berkaitan dengan fungsi hati, volume lemak omentum yang membesar mempermudah terjadinya perlemakan hati (fatty-liver)-penyakit yang kurang populer namun sesungguhnya berimbas buruk bagi metabolisme secara menyeluruh. Perlemakan hati menjadi batu sandungan beralngsungnya proses liposis secara normal. Dalam banyak kasus yang saya temukan, banyak penderita obesitas sentral sulit mengalami penyusutan persentase lemak di tubuhnya karena mereka mengalami fatty liver. Untuk meningkatkan jumlah lemak yang tersingkir dari tubuhnya, mereka harus menjalani "pembersihan" hati atau dalam bahasa medis disebut dengan detoksifikasi lever. Penjelasan lebih mendalam mengenai fatty liver dan detoksifikasi hati dapat Anda pelajari di www.lannylingga.com.

Banyak penderita obesitas sentral sulit mengalami penyusutan pesentase lemak di tubuhnya karena mereka mengalami fatty liver.

Gangguan fungsi hati lain juga menyebabkan kualitas pencernaan menurun terkait dengan menurunnya ketersediaan enzim pencernaan yang diproduksi oleh hati. Tidak terpenuhinya kebutuhan enzim pencernaan mengurangi kesempatan tubuh untuk memperoleh zat-zat esensial untuk berlangsungnya lipolisis. Defisiensi zat gizi esensial selama ini luput dari pemikiran para ahli diet, padahal peran zat gizi untuk mendukung lipolisis tidak tergantikan. Anda tiak perlu khawatir menghadapi hal ini, sebab program ini sangat memperhatikan kecukupan zat gizi esensial melalui rekomendasi diet dan suplementasi yang memadai. Selain itu, menurunnya fungsi hati akibat penimbunan racun (toksin) pada hati. Akibat desakan lemak omentum maka detoksifikasi yang dilakukan oleh hati menurun sehingga kadar racun di dalam tubuh meningkat sehingga sel-sel tubuh aus sebelum waktunya yang pada gilirannya memperlemah laju metabolisme. Perlu Anda ketahui pula, imunitas tubuh melemah ketika semakin banyak racun yang tidak terproses oleh hati. Kondisinya semakin buruk jika akhirnya racun yang tidak tereliminasi mengendap di dalam tubuh. Dampak keracunan di tingkat seluler tidak segera terdeteksi dan bahkan sulit untuk dibuktikan, namun melemahnya sistem detoksifikasi alami tersebut berdampak buruk bagi terhadap kesehatan global.



Lingga, Lanny. 2014. Mau Langsing? STOP DIET!. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Selasa, 28 Oktober 2014

Lemak Omentum Mengganggu Pencernaan

Lemak Omentum Mengganggu Pencernaan
Gambar oleh Prawny dari Pixabay

Lemak omentum yang membesar akan mendesak lambung sehingga aktivitas pencernaan makanan yang berlangsung di lambung terganggu. Aktivitas lambung dan usus dalam menyerap zat gizi yang berasal dari makanan terhambat atau bahkan terbengkalai ketika volume lemak omentum semakin membesar.

Lemak Omentum Mengganggu Pencernaan - Alhasil, asupan zat gizi esensial bagi tubuh tidak memadai. Tidak terpenuhinya asupan zat gizi yang diperlukan tubuh pada gilirannya akan melemahkan aktivitas metabolisme. Metabolisme yang melambat menyebabkan penimbunan lemak semakin aktif. Inilah kejadian buruk yang tidak pernah kita duga, namun sejatinya menimbulkan mata rantai yang panjang. Tak butuh waktu lama untuk mengubah orang yang semula kurus menjadi gemuk ketika perutnya membuncit. Inilah fakta mengapa orang kurus yang perutnya buncit akhirnya mengalami obesitas. Dalam hal ini, lemak omentum yang perlu dijadikan terdakwa penyebab obesitas pada orang yang bersangkutan.

Aktivitas lambung dan usus dalam menyerap zat gizi yang berasal dari makanan terhambat atau bahkan terbengkalai ketika bolume lemak omentum semakin membesar.

Dampak buruk yang ditimbulkan lemak omentum semakin nyata sejalan dengan bertambahnya berat badan seseorang semakin besar tubuh seseorang, semakin banyak zat gizi yang diperlukannya. Sayang, lemak di bagian perut yang terus menumpuk menyebabkan asupan sejumlah zat gizi yang diperlukan oleh tubuh terbengkalai. Inilah permulaan yang menyebabkan penimbunan lemak tubuh semakin aktif. Semua itu terjadi karena laju penimbunan lemak tubuh yang semakin meningkat didukung oleh pengikisan lemak tubuh yang berjalan lambat sejalan dengan defisiensi zat gizi penting yang diperlukan untuk mendukung metabolisme lemak. Inilah alasan mengapa seseorang yang memiliki lemak omentum yang semakin besar semakin sulit mengatasi obesitas yang dialaminya.

Penyerapan gizi yang terhambat menyebabkan defisiensi gizi. Keadaan ini memperlambat metabolisme lemak dalam tubuh yang menyebabkan semakin cepatnya penimbunan lemak. Perut pun semakin buncit.

Jika di dalam perut Anda "bersembunyi" lemak omentum yang besar, Anda tidak perlu pesimis untuk menghilangkannya. Anda pun akan memperoleh kembali perut ramping yang dahulu pernah Anda miliki. Caranya cukup dengan menjalani program ini secara tekun. Mengatasi obesitas sentral bukan perkara mudah, namun program ini telah membuktikan efektivitasnya dalam mengatasi obesitas sentral. Semua itu karena kecukupan gizi yang sangat diperhatikan dalam program ini. Kecukupan gizi diharapkan mendongkrak laju metabolisme, sehingga meningkatkan jumlah lemak yang tersingkir dari perut dan kemudian diikuti lemak di bagian tubuh lainnya. Selain itu, terpenuhinya faktor-faktor pendukung metabolisme secara menyeluruh yang diupayakan melalui program ini turut mendukung keberhasilan penyusutan lemak tubuh yang menjadi harapan penderita obesitas.



Lingga, Lanny. 2014. Mau Langsing? STOP DIET!. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Senin, 27 Oktober 2014

Lemak Omentum Dan Keburukan Yang Diciptakannya

Lemak Omentum Dan Keburukan Yang Diciptakannya
Gambar oleh Clker-Free-Vector-Images dari Pixabay

Ketika dilakukan pembedahan terhadap perut penderita obesitas sentral, maka ditemukan materi yang menggumpal di ronggal perut serupa kaos kaki yang di dalamnya berisi lemak. Lemak khusus ini disebut lemak omentum.

Lemak Omentum Dan Keburukan Yang Diciptakannya - Lemak ini sarat keburukan dan menimbulkan bahaya yang tidak pernah disadari oleh penderita obesitas sentral. Dan bahkan, pembahasan mengenai lemak omentum oleh para ahli tidak segencar pembicaraan mengenai lemak visceral yang menyebabkan pinggang lurus "tidak berbentuk". Apakah keburukan yang ditimbulkan oleh lemak omentum? Simak penjelasan artikel berikutnya di blog ini.



Lingga, Lanny. 2014. Mau Langsing? STOP DIET!. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Minggu, 26 Oktober 2014

Obesitas Sentral Sangat Berbahaya

Obesitas Sentral Sangat Berbahaya
Gambar oleh Tumisu dari Pixabay

Pembahasan mengenai obesitas sentral sangat populer. Pasalnya, tipe obesitas seperti inilah yang paling banyak dialami masyarakat saat ini. Sayang, hingga kini belum ada cara jitu untuk mengatasinya. Demikian pernyataan para ahli obesitas menjelaskan bagaimana sulitnya mengatasi obesitas sentral dibanding obesitas di bagian tubuh yang lainnya. Anda boleh percaya dengan pernyataan tersebut. Namun, mulai saat ini saya minta Anda percaya bahwa program ini sanggup mengatasi obesitas sentral secara permanen.

Obesitas Sentral Sangat Berbahaya - Jika Anda tekun menjalani program ini, perut Anda akan mengempis secara signifikan. Program ini saya anggap sebagai program pelangsingan tubuh yang "manjur" terbukti efektif mengatasi problem perut gendut-persoalan obesitas yang paling berbahaya. Inilah keunggulan dari program ini dibanding program pelangsingan tubuh lainnya yang umumnya hanya mengutamakan penyusutan berat badan saja.

Lagi-lagi saya tertarik membahas persoalan perut gendut. Cukup beralasan, karena di dalam perut gendut terdapat lemak dengan sederet program anti obesitas harus diarahkan pada upaya mengatasi perut gendut sebelum merampingkan bagian tubuh yang lainnya. Hal ini berlaku bagi semua penderita obesitas tanpa kecuali. Walaupun Anda memiliki bagian tubuh lain yang gendut, namun Anda harus berupaya mengecilkan perut Anda dahulu sebelum mengecilkan bagian tubuh yang lainnya. Program pelangsingan tubuh mana pun tidak bisa bekerja di bagian tubuh tertentu saja kecuali pelangsingan tubuh menggunakan alat pelangsing yang bekerja "mengempiskan atau mengepres" volume bagian tubuh tertentu agar mengecil. Saya tidak menyarankan Anda mengikuti program semacam itu. Bukan karena mahal, tetapi hanya "mengelabui" penampilan yang semula tidak menarik menjadi lebih menarik. Hal semacam itu bukan cara cerdas untuk mengatasi obesitas. Tubuh ramping karena rekayasa alat pelangsing tubuh mutakhir tidak pernah menyingkirkan persoalan obesitas yang berbahaya bagi keselamatan jiwa seseorang.

Mungkin selama ini Anda merasa resah ketika tubuh Anda tidak lagi seksi ketika memakai celana ketat karena paha Anda tampak besar. Anda boleh saja merasa demikian, namun sesungguhnya Anda harus lebih khawatir ketika kancing celana yang Anda pakai tidak lagi bisa dikaitkan karena lingkar pinggang Anda semakin membesar. Sama seperti paha yang membesar, lengan yang besar tidak perlu terlalu dicemaskan ketika lingkar pinggang tetap ramping. Pasalnya, lemak di lengan dan di paha Anda bukanlah "lemak jahat" yang menyebabkan beragam penyakit menghampiri Anda. Penyakit-penyakit terkait obesitas bersumber pada lemak di bagian perut, bukan lemak yang ada di bagian lengan, paha, betis, atau bagian tubuh lainnya yang acap akli dipersoalkan oleh sebagian besar kaum wanita. Jika resiko kesehatan yang menjadi fokus pembicaraan, Anda tidak perlu terlalu mencemas memiliki paha atau lengan Anda yang besar sementara Anda masih memiliki perut yang ramping. Penampilan yang sempurna memang menjadi idaman bagi setiap orang, tetapi nilai kesehatan tentu jauh lebih penting dibanding nilai estetika, bukan? Nilai kesehatan seseorang tercermin dari lingkar pinggangnya. Semakin ramping perut seseorang, semakin kecil resiko terhadap penyakit yang harus ditanggung olehnya.

Meskipun program ini lebih mengutamakan penyusutan perut, bukan berarti bagian tubuh Anda yang lainnya tidak ikut menyusut melalui program ini. Sejalan dengan berjalannya program ini, semua bagian tubuh yang menjadi tempat persinggahan lemak akan menyusut. Itu pasti terjadi, maka Anda tidak perlu khawatir memikirkan lengan Anda yang super besar, paha Anda yang berukuran jumbo, atau betis Anda yang tidak "layak" untuk ditampilkan.

Tidak diragukan lagi jika lemak di bagian perut yang semakin tebal berbuntut panjang. Demikian yang perlu Anda pahami jika Anda bingung mengapa saya terus mendesak agar Anda merampingkan perut. Perlu Anda ketahui, sejumlah penyakit yang dicemaskan banyak orang diawali oleh perut gendut. Jika setiap hari Anda mendengar orang-orang serius memperbincangkan diabetes mellitus (DM), sesungguhnya yang pantas dijadikan sebagai tersangka utamanya adalah obesitas sentral. Pasalnya, obesitas sentral akrab di tubuh penderita diabetes mellitus tipe-2-jenis diabetes mellitus yang paling banyak diderita oleh masyarakat.

Setali tiga uang dengan penyakit DM yang dalam bahasa awam disebut kencing manis tersebut, hiperkolesterolemia juga akrab dialami oleh para pemilik perut gendut. Bahkan, para penliti telah lama menyimpulkan adanya kaitan erat antara obesitas sentral dengan hiperkolesterolemia. Jika kini pembicaraan mengenai hiperkolesterolemia semakin sering diperbincangkan oleh banyak kalangan, seharusnya Anda tidak kaget karena salah satu faktor resiko hiperkolesterolemia dari waktu ke waktu terus meningkat, yaitu obesitas sentral.

Penyakit lainnya yang banyak dialami oleh penderita obesitas adalah hipertensi. Para ahli mengategorikan obesitas sebagai faktor resiko hipertensi. Meskipun sulit dicari keterkaitannya secara nyata, obesitas merupakan salah satu faktor resiko hipertensi persisten yang tidak terbantahkan. Sejumlah data epidemiologi mengungkap kecenderungan penderita obesitas terhadap penderita hipertensi yang sangat tinggi. Oleh para ahli, obesitas dianggap sebagai resiko primer penyebab hipertensi. Jadi, apakah Anda masih acuh tak acuh terhadap penyakit ini? Hipertensi adalah penyakit pembuluh darah yang berimbas luas-sejumlah penyakit berhubungan dengan hipertensi. Seorang penderita hipertensi rawan menderita penyakit jantung koroner, ginjal dan stroke. Masih ada sejumlah penyakit lainnya yang dipicu oleh perut gendut alias obesitas sentral. Jika Anda tertarik untuk mengetahuinya lebih dalam, silahkan Anda pelajari artikel saya di blog ini.



Lingga, Lanny. 2014. Mau Langsing? STOP DIET!. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Ayo, Rampingkan Perut Anda!

Ayo, Rampingkan Perut Anda!
Gambar oleh mohamed Hassan dari Pixabay

Bagaimana mengatasi perut gendut? Ini yang paling sering ditanyakan oleh pasien saya. Mudah saja, jalani program ini dengan sepenuh hati maka tidak perlu waktu lama bagi Anda untuk memiliki perut yang lebih ramping. Anda tertarik? Silakan mencoba program ini. Banyak pasien yang kurang dari satu bulan menjalani program ini telah mengalami penyusutan lingkar perut sepanjang beberapa sentimeter. Perut mereka yang semula buncit tampak lebih rata. Jika program ini terus dijalani dengan disiplin, dipastikan pada bulan ketiga perut yang semula gendut berubah menjadi ramping.

Ayo, Rampingkan Perut Anda! - Melalui program ini saya mengajak Anda merampingkan perut. Ingat, perut gendut adalah sebuah persoalan. Perut gendut adalah perut orang yang sakit. Inilah yang menjadi alasan mengapa publikasi mengenai obesitas umumnya memusatkan pokok bahasannya pada lemak visceral, bukan lemak di bagian tubuh lainnya tak lain karena lemak ini di perut itulah yang paling berbahaya.

Yang perlu Anda ingat gemuk di bagian perut adalah gemuk yang paling buruk - semua itu terkait sinyal bahaya yang ditimbulkannya .Gemuk di bagian perut merupakan ciri khas obesitas sentral yang sarat persoalan. Di uraian selanjutnya, Anda akan tahu bagaimana lemak di bagian perut bertindak ibarat api yang menyalakan faktor-faktor pemicu sejumlah penyakit berbahaya.

Yuk, simak baik-baik penjelasan mengenai keburukan lemak di bagian perut agar Anda waspada ketika lemak di perut Anda semakin membengkak.



Lingga, Lanny. 2014. Mau Langsing? STOP DIET!. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Sabtu, 25 Oktober 2014

Lemak Di Sekitar Perut Sebagai Sumber Penyakit

Lemak Di Sekitar Perut Sebagai Sumber Penyakit
Gambar oleh Michal Jarmoluk dari Pixabay

Di dalam tubuh, lemak tersimpan di bawah permukaan kulit dan berada di antara jaringan yang menyusun tubuh kita. Jaringan tempat di mana lemak tertimbun disebut jaringan adiposa. Jaringan ini tersebar di seluruh tubuh, namun utamanya ada di perut, kemudian lengan dan paha. Ketika timbunan lemak di jaringan adiposa bertambah, secara otomatis volume lemak di bagian pinggang dan pinggul bertambah dan perut pun menjadi semakin gendut, Dari seluruh lemak yang tertimbun di perut, yang paling banyak berada di daerah sekitar pinggang, disebut lemak visceral (visceral fat). Demikian nama lemak yang sering dibahas oleh para ahli ketika menjelaskan obesitas.

Jaringan tempat di mana lemak tertimbun disebut jaringan adiposa. Jaringan ini tersebar di seluruh tubuh, namun utamanya ada di perut, kemudian lengan dan paha.

Lemak Di Sekitar Perut Sebagai Sumber Penyakit - Seberapa banyak lemak visceral yang ada di tubuh kita dapat kita ketahui dengan mengukur lingkar pinggang kita. Kita pun dapat mengetahuinya dengan mencubit daging di bagian pinggang - semakin banyak daging yang tercubit maka kita semakin banyak mengalami kelebihan berat badan. Cara lain yang lebih akurat dengan menggunakan alat pengukur ketebalan lemak bernama body fat calipter - semakin banyak lemak visceral yang kita miliki maka "mulut" alat pengukur lemak tubuh ini semakin terbuka lebar. Tingkat kegemukan yang paling mudah diketahui dari ukuran lingkar pinggang.

Mengukur lingkar perut itu penting. Hampir semua program pelangsingan tubuh modern menggunakan lingkar pinggang sebagai indikator untuk menyatakan tingkat obesitas. Selain itu, penyusutan lingkar pinggang juga sebagai parameter yang paling sederhana untuk mengukur keberhasilan dari suatu program pelangsingan yang sudah berjalan. Tak hanya itu, sebagian besar ahli menggunakan lingkar pinggang untuk menakar resiko penyakit metabolik pada diri seseorang. Saya pun sependapat dengan hal tersebut. Pasalnya, lingkar perut yang besar menunjukkan tingkat obesitas sekaligus kerentanan yang tinggi terhadap penyakit metabolik. Dalam program ini, penyusutan lingkar pinggang saya gunakan untuk mengetahui seberapa sukses seseorang dalam menjalani program ini.

Hampir semua program pelangsingan tubuh modern menggunakan lingkar pinggang sebagai indikator untuk menyatakan tingkat obesitas. Selain itu, penyusutan lingkar pinggang digunakan untuk mengetahui seberapa sukses seseorang dalam menjalani program ini.

Pembicaraan mengenai lingkar pinggang tidak dapat dipisahkan dengan pembicaraan mengenai obesitas. Ketika membicarakan lingkar pinggang, pikiran kita otomatis tertuju pada lemak di daerah pinggang dengan segudang keburukan yang ditimbulkannya. Menyadari dampak buruk yang ditimbulkan oleh lemak yang tertimbun di perut, sudah seharusnya jika anda semakin mewaspadai perut gendut yang Anda miliki. Mengatasi perut gendut merupakan bagian terpenting dalam program pelangsingan tubuh yang saya tawarkan kepada Anda. Bukan hanya menyingkirkan biang kerok penyakit, keberhasilan mengatasi perut gendut merupakan langkah awal untuk mengatasi persoalan kesehatan secara menyeluruh. Kunci untuk langsing adalah mengurangi panjang meteran yang melilit di pinggang Anda. Dalam hal ini penyusutan lingkar pinggang akan diikuti dengan penyusutan tubuh di bagian lainnya sehingga tubuh menjadi langsing.

Kunci untuk langsing adalah mengurangi panjang meteran yang melilit di pinggang Anda.



Lingga, Lanny. 2014. Mau Langsing? STOP DIET!. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Jumat, 24 Oktober 2014

Dampak Buruk Kelebihan Lemak Tubuh

Dampak Buruk Kelebihan Lemak Tubuh
Gambar oleh Tumisu dari Pixabay

Semua orang benci dengan tubuhnya yang semakin "berlemak." Lemak dianggap sebagai bagian yang terburuk dari tubuh yang harus disingkirkan. Pasalnya, timbunan lemak di jaringan adiposa merupakan suatu beban tambahan yang harus ditanggung oleh tubuh. 

Dampak Buruk Kelebihan Lemak Tubuh - Dalam hal ini, tubuh memiliki tugas penting yang berat, yaitu menyingkirkan dampak buruk yang diciptakan oleh lemak. Di antaranya, tubuh juga harus berjuang mengatasi peradangan karena lemak merupakan sumber peradangan.

Sesungguhnya peradangan adalah kejadian alami yang berlangsung di dalam tubuh kita dan bukan merupakan suatu keburukan karena dibekali oleh yang Maha Kuasa untuk "bersahabat" dengannya. Namun, jika terus-menerus dibiarkan maka hubungan harmonis yang diciptakan antara tubuh dengan peradangan pun akhirnya berantakan dan akhirnya memicu sejumlah penyakit.

Lemak merupakan sumber peradangan.

Singkatnya, cikal bakal persoalan tubuh yang terkait dengan obesitas sesungguhnya adalah peradangan yang beralngsung di luar batas kewajaran. Penyakit terkait obesitas didahului oleh pradangan. Hal ini dibuktikan oleh ahli yang menyatakan bahwa seseorang yang mengalami obesitas memiliki kadar PPAR yang rendah. PPAR adalah singkatan Peroxisome Poliferation Activated Receptor, yaitu molekul yang melindungi tubuh dari peradangan.

Meningkatnya laju peradangan ditandai dengan menurunnya kadar PPAR karena bertambahnya timbunan lemak tubuh menekan aktivitas PPAR. Hal ini terjadi karena aktivitas peradangan meningkat sementara itu tubuh pun menjadi lemah dan akhirnya muncul berbagai kekacauan tubuh termasuk meningkatnya kerentanan tubuh terhadap penyakit.

Pembahasan mengenai hubungan antara lemak tubuh dan peradangan mulai mencuat ketika para ahli di bidang biologi molekuler mempelajari tubuh orang-orang yang mengalami obesitas secara intensif. Tentunya sulit bagi awam untuk meyakini bagaimana runutan peristiwa yang terjadi di dalam tubuh sehingga peradangan terjadi.

Sulit pula merunut bagaimana dampak yang ditimbulkan oleh peradangan yang tidak pernah kasat mata. Pasalnya, memang sulit untuk dibuktikan bagaimana lemak tubuh dapat memicu peradangan. Penyebabnya karena peradangan yang diciptakan oleh lemak berlangsung di tingkat seluler sehingga sulit untuk dibuktikan.

Sementara itu, para ahli telah membuktikan peradangan di tingkat seluler memiliki dampak yang sangat buruk bagi sistem tubuh secara menyeluruh. Inilah peristiwa awal yang berujung bencana bagi kesehatan - melemahkan fungsi tubuh seiring dengan peradangan berpotensi memicu beragam penyakit. Semua itu diawali karena semakin banyaknya lemak yang tertimbun di dalam jaringan adiposa.

Jadi, seharusnya Anda tidak perlu ragu-ragu lagi menyingkirkan kelebihan lemak di tubuh Anda agar kerawanan penyakit dapat diminimalisasikan.



Lingga, Lanny. 2014. Mau Langsing? STOP DIET!. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Kamis, 23 Oktober 2014

Obesitas Sebagai Awal Bencana

Obesitas Sebagai Awal Bencana
Gambar oleh Anja🤗#helpinghands #solidarity#stays healthy🙏 dari Pixabay

Ketika berat badan bertambah, kita sadar lemak di tubuh kita bertambah. Namun, kita tidak tahu dimana sesungguhnya lemak baru tersebut menempati tubuh kita. Pasalnya, kita hanya tahu telah terjadi penimbunan lemak baru ketika berat badan bertambah atau pakaian yang terasa lebih sempit dari biasanya.

Obesitas Sebagai Awal Bencana - Kita pun akan berpikir bahwa bagian tubuh yang "berdaging" inilah tempat di mana lemak tertimbun. Bagian inilah yang selalu dipersoalkan ketika seseorang bertambah gemuk. Alasannya pun bermacam-macam. Namun, urusan penampilan kerap kali menjadi alasan utama yang menyebabkan seseorang gelisah memikirkan tubuhnya yang semakin tambun.

Tonjolan lemak dianggap mengganggu penampilan. Inilah alasan yang menyebabkan sebagian besar orang mulai peduli dengan kelebihan berat badan yang dialaminya. Bentuk tubuh yang tidak lagi patut dipamerkan menjadi alasan bagi sebagian orang yang berusaha mengatasi obesitas yang dialaminya. Sayang, tak banyak orang yang mencemaskan tonjolan lemak di tubuhnya karena dampak buruk yang ditimbulkannya.

Padahal, sederetan penyakit terkait dengan timbunan lemak tubuh telah banyak diketahui. Dampak buruk yang disebabkan lemak inilah yang seharusnya diwaspadai dibanding urusan penampilan. Peduli penampilan boleh-boleh saja, namun Anda tidak boleh melupakan status kesehatan Anda. Jika Anda peduli terhadap kesehatan, saat ini juga Anda harus peduli terhadap berat badan Anda yang telah melebihi ambang batas normal. Ayo, langsingkan badan Anda sekarang juga!

Tidak dipungkiri, bertambahnya timbunan lemak tubuh menyebabkan penampilan seseorang tidak lagi dapat dibanggakan. Bagi kaum wanita hal ini merupakan sebuah bencana yang membuatnya merasa cemas. Kepercayaan dirinya tiba-tiba hilang ketika tubuh barunya yang "bengkak" tidak menarik untuk dilihat.

Tak hanya kaum wanita saja yang merasa gundah ketika dirinya mulai tampak gemuk, kaum pria pun merasakan hal yang sama terutama kaum muda. Wajar jika semakin banyak orang merasa cemas ketika persoalan kelebihan berat badan menghampiri dirinya. Pasalnya, penampilan merupakan nilai plus yang membuat seseorang lebih percaya diri.

Tak hanya itu, persaingan karier yang ketat dalam kehidupan modern yang antara lain mensyaratkan agar seseorang berpenampilan menarik menjadi alasan sebagian orang takut gemuk. Jika selama ini Anda belum termotivasi mengatasi obesitas, barangkali fakta yang menempatkan obesitas sebagai faktor yang akan menyulitkan Anda bersaing dalam karier dapat mendorong Anda berusaha mengatasi obesitas.

Terkait upaya pengendalian berat badan, seharusnya Anda tak sekadar berusaha menjadi kurus, namun Anda harus berhasil membuang lemak yang tertimbun di tubuh Anda sebanyak mungkin hingga Anda menjadi sehat dan langsing.

Mengapa upaya membuang lemak itu penting? Karena timbunan lemak tubuh yang semakin tebal menjadi sumber penyakit. Inilah alasan yang paling tepat tentang tujuan membuang lemak tubuh - sasaran utama sebuah program pelangsingan. Ibarat mata rantai yang tidak terpisahkan, lemak tubuh yang berlebihan memicu beragam penyakit di mana penyakit yang satu dengan yang lainnya saling berhubungan.

Karena itulah, persentase lemak tubuh saya gunakan sebagai indikator untuk menentukan tingkat obesitas dalam program ini. Semakin banyak lemak baru yang tertimbun di dalam tubuh Anda, semakin besar resiko penyakit yang harus Anda hadapi. Apakah sesungguhnya keburukan yang diciptakan oleh lemak tubuh?

Ikuti penjelasannya di artikel berikutnya mengenai dampak buruk lemak tubuh agar Anda mengerti kaitan antara lemak tubuh dengan berbagai macam penyakit yang dipengaruhinya baik secara langsung atau pun tidak langsung.



Lingga, Lanny. 2014. Mau Langsing? STOP DIET!. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Rabu, 22 Oktober 2014

Mewaspadai Timbunan Lemak Tubuh

Mewaspadai Timbunan Lemak Tubuh
Gambar oleh mohamed Hassan dari Pixabay

Lemak merupakan salah satu komponen tubuh yang dominan, selain air dan otot. Tubuh kita tidak pernah terbebas dari lemak. Selain itu, lemak memiliki berbagai peran penting bagi berlangsungnya proses biologis di dalam tubuh kita. 

Mewaspadai Timbunan Lemak Tubuh - Keberadaan lemak di dalam tubuh kita sangat penting, namun jika jumlahnya berlebihan maka akan menjadi sumber persoalan yang mengganggu keseimbangan fungsi-fungsi yang bekerja di dalam tubuh. Persoalan demi persoalan muncul beriringan sejalan dengan bertambahnya timbunan lemak baru di jaringan penyimpanan.

Bertambahnya massa dan volume lemak yang ditandai dengan penambahan berat badan seseorang tidak menyebabkan gejala khusus yang mudah dirasakan oleh yang bersangkutan. Ons demi ons lemak yang tertimbun di jaringan tubuh pada awalnya tidak mengganggu kesehatan seseorang dan baru dirasakan mengganggu ketika timbunan lemak bertambah banyak.

Mungkin hal inilah yang membuat sebagian orang tidak mudah percaya bahwa kelebihan berat badan sebagai faktor awal yang menyebabkan dirinya jatuh sakit. Kelebihan berat badan yang tidak teratasi, cepat atau lambat akhirnya berkembang menjadi obesitas-sebuah persoalan pelik yang tidak mudah diatasi dengan cara-cara konvensional.

Saya sependapat dengan para ahli yang mengatakan bahwa obesitas adalah penyakit serius yang sulit disembuhkan. Jumlah penderita obesitas di berbagai belahan dunia yang semakin meningkat membuktikan bahwa dunia medis gagal mengatasi persoalan kesehatan yang satu ini. Lalu, apakah kita harus menyerah? Tentu saja tidak, karena obesitas membawa sejumlah dampak buruk bagi kesehatan kita. Jika kita ingin hidup sehat dan panjang umur, salah satu syaratnya kita harus terhindar dari obesitas.

Cara cerdas mengatasi obesitas adalah menyingkirkan kelebihan lemak tubuh. Pasalnya, lemak tubuh yang berlebihan adalah persoalan mendasar yang harus diatasi oleh para penderita obesitas. Lemak tubuh yang terus membengkak mengawali satu demi satu penyakit.



Lingga, Lanny. 2014. Mau Langsing? STOP DIET!. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Selasa, 21 Oktober 2014

Jangan Pesimis Menghadapi Obesitas

Jangan Pesimis Menghadapi Obesitas
Gambar oleh Michal Jarmoluk dari Pixabay

Sebagian orang gemuk pesimis dirinya akan berhasil menghadapi obesitas. Sikap ini tak lain karena merasa sudah bosan mencoba berbagai macam cara untuk mengatasi kelebihan berat badan tetapi selalu gagal. 

Jangan Pesimis Menghadapi Obesitas - Meskipun Anda telah berulang kali gagal, namun kini Anda jangan lagi takut akan menemui kegagalan serupa - saya akan membantu Anda menyelesaikan persoalan yang Anda hadapi sehingga Anda menjadi langsing dan sehat. Ikutilah saran yang saya sampaikan di blog ini dan saya jamin Anda akan sukses mengatasi problem obesitas secara tuntas.

Sama seperti Anda yang pesimis dengan program pelangsingan tubuh. Saya pun dahulu pesimis akan terlepas dari persoalan obesitas yang saya hadapi. Namun, semangat saya mengatasi obesitas tidak pernah menyusut sejak saya menjalani program ini dan akhirnya berhasil mengubah kehidupan saya sebagai orang gemuk yang penuh persoalan menjadi kehidupan baru yang menyenangkan. 

Keyakinan saya mengenai kehebatan program ini semakin kuat setelah ratusan orang berhasil mengatasi problem obesitas yang dihadapinya dengan menjalani program ini. Tak ada alasan bagi Anda pesimis berhasil mengatasi obesitas untuk lahir menjadi individu baru yang langsing dan sehat. Sebab, program ini telah menjawab keragu-raguan banyak orang yang menyangsikan obesitas dapat diatasi secara tuntas.



Lingga, Lanny. 2014. Mau Langsing? STOP DIET!. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Senin, 20 Oktober 2014

Obesitas Mengurangi Kualitas Hidup Seseorang

Obesitas Mengurangi Kualitas Hidup Seseorang
Gambar oleh (Joenomias) Menno de Jong dari Pixabay

Obesitas membuat seseorang tidak produktif karena tidak gesit beraktivitas. Patut diwaspadai, obesitas yang tidak teratasi pada akhirnya akan menurunkan kualitas hidup seseorang secara menyeluruh. 

Obesitas Mengurangi Kualitas Hidup Seseorang - Penurunan daya pikir, melemahnya kemampuan otak untuk mengingat, serta gangguan psikis yang kemungkinan besar bersifat permanen adalah sederetan kondisi buruk yang terjadi ketika obesitas semakin tidak terkendali. Tubuh gemuk juga membuat hidup menjadi suram. 

Pasalnya, rasa percaya diri hilang ketika bentuk tubuh tidak lagi sedap dipandang. Hilangnya rasa percaya diri mengurangi kebahagiaan seseorang. Karena itulah, seharusnya kita semakin mawas diri menghadapi obesitas - persoalan pelik yang suatu saat akan merampas kesempatan menikmati hidup yang menyenangkan dan bahagia.



Lingga, Lanny. 2014. Mau Langsing? STOP DIET!. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Minggu, 19 Oktober 2014

Orang-Orang Gemuk Rawan Penyakit

Orang-Orang Gemuk Rawan Penyakit
Gambar oleh Sasin Tipchai dari Pixabay

Bukti empiris dan fakta ilmiah cukup untuk menyadarkan kita tentang bahaya obesitas. Seiring dengan wabah obesitas yang kian merebak, kini sebagian besar masyarakat modern harus bergulat dengan berbagai macam penyakit. Perkembangan penyakit-penyakit modern tidak terlepas dari modernisasi kehidupan manusia. Pola makan yang tak sehat, aktivitas fisik yang sangat terbatas, dan tingkat stres yang tinggi dalam kehidupan modern memiliki andil sangat kuat sebagai pemicu beragam penyakit modern. Sementara itu, faktor-faktor yang sama merupakan provokator yang mendorong meningkatnya jumlah penderita obesitas dari waktu ke waktu. Dengan demikian, jelas terbukti adanya hubungan yang simetris antara kasus obesitas dengan penyakit-penyakit modern, bukan?

Orang-Orang Gemuk Rawan Penyakit - Sebagian ahli lebih suka menyebut penyakit-penyakit yang berkembang di era modernisasi sebagai penyakit degeneratif - penuaan (degenerasi) sel sebagai biang keladi sejumlah penyakit modern. Dengan sejumlah dampak buruk yang ditimbulkannya, era modernisasi di segala aspek kehidupan mendorong laju degenerasi sel berlangsung semakin cepat. Inilah permulaan buruk yang menyebabkan tubuh rawan terhadap penyakit. Kondisi ini terutama disebabkan oleh gaya hidup yang tidak sehat dan kondisi alam yang tidak lagi ramah bagi kehidupan sel secara alami. Tanpa kita sadari, kondisi serupa juga merupakan faktor yang mendorong meningkatnya kasus obesitas di kalangan masyarakat luas. Sementara itu, para ahli menyatakan adanya hubungan linier antara obesitas dengan penyakit-penyakit metabolik dan penyakit degeneratif. Melalui berbagai cara, obesitas mendorong berbagai macam penyakit-penyakit degeneratif, baik secara langsung atau pun tidak langsung. Yang menjadi pecundangnya adalah kelebihan lemak tubuh yang menyebabkan merosotnya imunitas tubuh sehingga meningkatnya kerawanan terhadap penyakit. Tak hanya itu, obesitas sarat keburukan yang menyebabkan kekacauan menyeluruh di dalam tubuh sehingga akhirnya memudahkan tubuh menjadi sakit.

Kini penyakit terkait obesitas semakin beragam, di antaranya adalah penyakit-penyakit yang mungkin tidak pernah terpikirkan oleh kita selama ini. Sejalan dengan studi mengenai obesitas yang terus dilakukan, para ahli pun semakin percaya diri untuk mengatakan obesitas menurunkan imunitas terhadap infeksi. Keberhasilan infeksi tidak terlepas dari bertambahnya timbunan lemak tubuh menyebabkan sel tubuh melemah. Keberhasilan infeksi disebabkan oleh banyak hal, namun tidak salah jika kita mengkaitkannya dengan obesitas. Contoh sederhananya, infeksi kulit lebih mudah dialami orang gemuk karena lipatan kulitnya lembap sehingga memudahkan terjadinya infeksi, imunitas orang gemuk yang rendah mudah terserang virus influenza, saluran cerna orang gemuk yang cenderung tidak sehat mudah terinfeksi kuman penyebab sakit perut, dan masih banyak penyakit infeksi lainnya yang mudah menyerang orang-orang yang mengalami obesitas.

pendek kata, penyakit apa pun sesungguhnya mudah menyerang orang gemuk. Mungkin Anda ragu-ragu dengan pernyataan tersebut di atas dan masih  ingin berdalih bahwa penyakit jika situasi dan kondisi mendukung terjadinya penyakit. Namun, fakta membuktikan kerawanan terhadap penyakit meningkat seiring dengan semakin beratnya persoalan obesitas yang dihadapi seseorang. Namun, pantas diyakini penderita obesitas jauh lebih rawan terhadap penyakit dibanding orang yang berbadan kurus. Tingkat imunitas yang rendah, laju metabolisme yang lambat, tingkat stres yang relatif tinggi merupakan kondisi-kondisi umum yang dialami oleh sebagian besar penderita obesitas yang memicu meningkatnya kerawanan terhadap penyakit.

Bisa dimaklumi mengapa Anda masih ragu-ragu dalam menyikapi bahaya obesitas. Mungkin saat ini Anda masih beranggapan kesehatan Anda baik-baik saja dan tidak pantas dicemaskan walaupun Anda telah mengalami obesitas. Anda boleh bilang demikian. Namun, sepatutnya Anda percaya sejumlah persoalan kesehatan yang belum Anda rasakan sesungguhnya telah membebani tubuh Anda ketika berat badannya melebihi berat badan normal. Jika saat ini belum satu pun penyakit dialaminya, bukan berarti di masa yang akan datang Anda aman dari penyakit-penyakit terkait dengan obesitas. Pasalnya, ketika satu demi satu persoalan tubuh muncul dan akhirnya membentuk mata rantai yang saling bertalian, maka tubuh menjadi tek berdaya melakukan tugasnya dan pada gilirannya Anda akan jatuh sakit. Jika tubuh Anda yang gemuk saat ini belum menimbulkan penyakit yang mengganggu kehidupan Anda, apakah Anda tetap membiarkannya hingga satu per satu penyakit menghampiri Anda? Tentu saja tidak, bukan? Anda harus mengatasi pokok persoalannya sesegera mungkin sebelum terlambat. Bukan untuk menakut-nakuti Anda, namun perlu Anda ketahui bahwa kelebihan berat badan yang tidak diatasi akan menimbulkan dampak buruk yang sangat menyeramkan.

Lalu, bagaimana menakar bahaya obesitas untuk masing-masing orang? Andalah yang benar-benar tahu kondisi tubuh Anda sendiri, maka Andalah yang sesungguhnya tahu seberapa besar bahaya obesitas bagi diri Anda. Sayang, gejala penyakit terkait obesitas sulit dirasakan dampak yang ditimbulkannya dalam memicu suatu penyakit bersifat samar-samar. Oleh sebab itu, penanganan obesitas sedini mungkin harus menjadi prioritas dalam membenahi status kesehatan Anda agar menjadi lebih baik. Adapun kunci hidup sehat dapat berawal dari tubuh yang bebas dari timbunan lemak - ciri obesitas. Untuk mencapai semua itu, penanganan obesitas sedini mungkin merupakan tanggung jawab semua orang yang menyayangi tubuhnya.



Lingga, Lanny. 2014. Mau Langsing? STOP DIET!. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Penanganan obesitas sedini mungkin merupakan tanggung jawab semua orang yang menyayangi tubuhnya.


Jumat, 17 Oktober 2014

Memahami Obesitas Secara Cerdas

Memahami Obesitas Secara Cerdas
Gambar oleh Tania Dimas dari Pixabay

Bertolak dari pemahaman yang salah mengenai penyebab obesitas, sebagian orang cenderung pasrah dengan obesitas yang dialaminya. Mereka dianggap sebagai takdir yang harus diterima begitu saja. Anehnya, sebagian orang justru merasa bangga memiliki tubuh gemuk. Hal ini disebabkan oleh budaya yang dianut sebagian masyarakat, yang menganggap tubuh gemuk sebagai lambang kemakmuran-tolok ukur terpenuhinya segala kebutuhan hidup yang diperlukannya. Bahkan, seseorang yang bertubuh gemuk kerap kali dijuluki sebagai orang kaya. Tidak mengherankan jika masih ada orang yang berharap memiliki tubuh gemuk dengan harapan dapat menunjukkan jati dirinya sebagai orang yang makmur. Lupakan keinginan konyol semacam itu dan sadarlah bahwa obesitas merupakan suatu keburukan.

Memahami Obesitas Secara Cerdas - Orang yang bertubuh gemuk dianggap orang yang sehat, sedangkan orang yang bertubuh kurus dianggap sakit. Sebuah pemahaman yang salah, namun hingga kini masih belum di anggap salah. Karena teracuni oleh pemahaman yang salah tersebut, banyak orang tua ingin agar anaknya bertubuh gemuk. Yang menyedihkan, anak-anak yang mengalami obesitas dianggap sebagai anak yang sehat. Padahal, kegemukan yang terjadi pada masa kanak-kanak merupakan alarm bahaya bagi anak yang bersangkutan di masa sekarang atau pun kelak ketika sudah dewasa. Tak hanya menyebabkan anak menjadi kurang gesit bergerak, namun obesitas berdampak buruk bagi kesehatannya di kemudian hari.

Meskipun pola pikir masyarakat mengenai kegemukan belum sepenuhnya sama. Sesungguhnya, masyarakat telah lama menyadari bahwa obesitas merupakan kondisi buruk yang menyebabkan seseorang rawan terhadap penyakit. Sementara itu, para pemerhati kesehatan menemukan hubungan yang tidak terpisahkan antara obesitas dengan beberapa macam penyakit dan bahkan sebagian di antaranya adalah penyakit-penyakit serius yang berujung kematian. Mungkin Anda telah mengetahui penyakit jantung, hiperkolesterolemia, dan sejumlah penyakit degeneratif lainnya yang akrab dengan kehidupan modern memiliki hubungan yang erat dengan obesitas. Selain itu, para ahli di bidang kesehatan kini juga meyakini bahwa obesitas merupakan faktor resiko sejumlah penyakit yang sebelumnya tidak pernah dikaitkan dengannya. Sebut saja, alergi, kanker, Alzheimer, dan penyakit-penyakit "baru" yang di antaranya asing bagi kita ternyata dapat dipicu oleh obesitas.

Peringatan dini mengenai bahaya obesitas sudah lama diwartakan oleh para praktisi medis. Namun, fobia terhadap obesitas baru merebak di kalangan masyarakat luas beberapa dekade terakhir. kecemasan ini muncul sejak obesitas mewabah secara cepat di kalangan masyarakat modern yang oleh banyak pihak disebut-sebut terjadi sejalan dengan perbaikan taraf hidup masyarakat secara umum. Obesitas adalah sisi buruk modernisasi berbagai aspek kehidupan yang suka atau pun tidak suka harus dialami oleh masyarakat modern.

Para ahli di bidang kesehatan kini juga meyakini bahwa obesitas merupakan faktor resiko sejumlah penyakit yang sebelumnya tidak pernah dikaitkan dengannya.

Di berbagai negara maju, obesitas merupakan persoalan kesehatan serius yang mendapat perhatian besar oleh pemerintahnya. Oleh para pemerhati kesehatan, obesitas yang tidak dikendalikan dengan baik akan menjadi awal bencana yang mengancam kehidupan seseorang. Menyadari hal ini, maka informasi seputar obesitas perlu disebarluaskan kepada masyarakat. Tak hanya kalangan medis yang gemar memublikasikan segala tentang obesitas, kaum awam yang peduli kesehatan pun turut sibuk menyosialisasikan bahaya obesitas kepada orang lain.

Mungkin saat ini Anda belum sepenuhnya yakin bagaimana imbas kelebihan berat badan yang Anda alami terhadap kesehatan Anda saat ini dan nanti. Bisa jadi, Anda pun menganggap publikasi yang gencar mempersoalkan wabah obesitas hanya sekedar pengisi kekosongan berita saja. Jika Anda masih berpandangan demikian, Anda perlu mempelajari lebih dalam kaitan antara obesitas dengan berbagai macam penyakit yang dijelaskan dalam blog ini. Dengan mengerti tingkah pola obesitas sebagai pemicu beragam penyakit, saya yakin Anda semakin waspada terhadap obesitas.

Anda semestinya tahu bahwa obesitas merupakan problem kesehatan serius yang dihadapi oleh sebagian besar masyarakat modern. Hal ini ada hubungannya dengan semakin banyaknya bukti yang menjelaskan kaitan antara obesitas dengan meningkatnya prevalensi penyakit-penyakit yang ditakuti oleh masyarakat modern. Sejumlah penelitian menyimpulkan bahwa meningkatnya angka obesitas dari waktu ke waktu berbanding lurus dengan prevalensi penyakit-penyakit yang diderita oleh masyarakat. Patut untuk dicermati, meningkatnya wabah penyakit yang terjadi di era modern sinergis dengan merebaknya jumlah penderita obesitas di berbagai belahan dunia. Satu demi satu penyakit yang berkaitan dengan obesitas mulai teridentifikasi. Hal ini mendorong para pakar di bidang modern merasa berkepentingan untuk menyuarakan pernyataannya: "Obesitas adalah penyakit." Sebagai umpan balik atas pernyataan tersebut, upaya memerangi obesitas semakin gencar disosialisasikan ke seluruh lapisan masyarakat.

Perang melawan obesitas tak sekadar karena takut memiliki tubuh yang tidak sedap dipandang mata, namun karena dampak buruk yang akan ditimbulkannya patut dicemaskan. Kemakmuran, status sosial, status kesehatan, dan penilaian lainnya bisa tersingkir ketika obesitas semakin tidak terkendali. Sebab, obesitas merampas kesehatan seseorang. Inilah pemahaman mengenai obesitas yang harus tertanam di benak semua orang yang ingin hidup sehat. Memiliki kecukupan materi dan menjadi terhormat adalah dambaan semua orang, namun menjadi manusia sehat tentu harus diutamakan dibanding hal-hal apapun juga.Untuk menjadi manusia sehat, salah satu syaratnya Anda harus terhindar dari obesitas.

Obesitas adalah penyakit.



Lingga, Lanny. 2014. Mau Langsing? STOP DIET!. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Kamis, 16 Oktober 2014

Jangan Menyalahkan Gen Gemuk

Jangan Menyalahkan Gen Gemuk
Gambar oleh LillyCantabile dari Pixabay

Gemuk dan kurus dikaitkan dengan "bakat" individual. Ada orang yang "berbakat gemuk" dan ada pula yang "berbakat kurus". Adapun bakat tersebut diwariskan oleh gen yang diturunkan oleh orang tuanya kepada anak-anaknya. 

Jangan Menyalahkan Gen Gemuk - Namun, bukan berarti Anda bisa begitu saja mengutuk gen gemuk yang diwariskan oleh orang tua Anda. Tidak begitu mudahnya gen gemuk yang diwariskan leluhur Anda menjadi tersangka penyebab obesitas yang Anda alami saat ini. Pasalnya, gemuk disebabkan oleh banyak faktor. Pengaruh gen yang bersifat menurun memang ada, namun bukan berarti faktor yang bersifat baku ini harus disalahkan sebagai biang kerok obesitas yang Anda alami saat ini. Faktanya, faktor-faktor non-genetis lebih berperan sebagai penyebab obesitas dibanding faktor genetis. Ingatlah, gaya hidup yang Anda jalani selama ini adalah penyebab obesitas yang paling dominan. Gaya hidup seperti apakah itu? Anda akan tahu jawaban lengkapnya di blog ini.



Lingga, Lanny. 2014. Mau Langsing? STOP DIET!. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Gemuk = Sakit

Gemuk = Sakit
Gambar oleh PublicDomainPictures dari Pixabay

Judul ini sengaja saya letakkan di artikel awal blog ini agar pembaca menyadari bahaya obesitas. Kebanyakan orang takut gemuk karena kegemukan merusak penampilan seseorang. Tak hanya memperburuk penampilan saja, kelebihan berat badan (selanjutnya disebut obesitas) merupakan biang kerok berbagai macam penyakit yang harus diwaspadai. Bahaya obesitas tidak dapat disepelekan oleh semua orang yang ingin hidup sehat. Jika selama ini Anda acuh tak acuh dengan obesitas yang Anda alami, kini saatnya Anda waspada terhadap dampak buruk obesitas yang cepat atau lambat akan menimpa Anda.

Jika saat ini Anda mengalami obesitas, maka katakan bahwa saat ini Anda sedang sakit dan Anda ingin sembuh.

Gemuk = Sakit - Dari dulu hingga sekarang, pembicaraan mengenai obesitas sering dihubung-hubungkan dengan estetika. Namun, sejalan dengan meningkatnya wawasan masyarakat mengenai nilai-nilai kesehatan, terjadilah pergeseran pola pikir sebagian besar masyarakat mengenai obesitas. Oleh masyarakat modern, obesitas dipahami dari sudut pandang kesehatan - bahaya obesitas menjadi kekhawatiran masyarakat saat ini, seiring dengan maraknya publikasi mengenai obesitas yang dapat diakses dari berbagai macam media pemberitaan. Masyarakat semakin sadar berbagai macam penyakit yang kini berkembang cepat dalam kehidupan masyarakat modern diawali kelebihan berat badan yang berujung pada obesitas. Di sisi lain, kini masyarakat pun sadar bahwa obesitas itu sendiri merupakan penyakit berbahaya yang harus diatasi. Apakah Anda juga memiliki kekhawatiran yang sama terhadap obesitas? Seharusnya demikian. Jika saat ini Anda mengalami obesitas, maka katakan bahwa saat ini Anda sedang sakit dan Anda ingin sembuh. Ayo, jangan acuh tak acuh memiliki tubuh gemuk. Bersiaplah mengatasi obesitas sebelum penyakit yang satu ini mengajak penyakit-penyakit lainnya berjamaah menggerogoti tubuh Anda.

Faktor-faktor non-genetis lebih berperan sebagai penyebab obesitas dibanding faktor genetis.



Lingga, Lanny. 2014. Mau Langsing? STOP DIET!. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Rabu, 15 Oktober 2014

Mau Langsing Alami Dan Sehat? STOP DIET!

Mau Langsing Alami Dan Sehat? STOP DIET!
Gambar oleh silviarita dari Pixabay

Tubuh yang gemuk dahulu dielu-elukan sebagai lambang kemakmuran. Sebaliknya, kini kegemukan dianggap sebagai suatu keburukan. Sebagian besar masyarakat sadar bahwa kegemukan atau obesitas merupakan sinyal bahaya bagi kesehatan yang perlu diwaspadai. Hal ini ada hubungannya dengan penyakit yang diprovoksi obesitas. Semakin banyak orang sadar bahwa penyakit yang kini diderita oleh kalangan masyarakat modern secara luas ada kaitannya dengan obesitas. Patut dipercaya, diabetes mellitus, hiperlipedemia, penyakit jantung koroner, dan sejumlah penyakit berbahaya lainnya didalangi obesitas.

Mau Langsing Alami Dan Sehat? STOP DIET! - Anda boleh cemas karena obesitas merusak penampilan Anda. Namun, saya mengajak Anda lebih mencemaskan obesitas karena dampak buruk yang ditimbulkannya pada kesehatan Anda. Untuk menambah pengetahuan Anda memahami hubungan antara obesitas dengan penyakit yang terkait dengannya, di artikel-artikel awal blog ini akan dibahas secara panjang lebar seperti apa sesungguhnya kaitan antara obesitas dengan sejumlah penyakit yang ditimbulkannya. Melalui penjelasan ini, saya berharap Anda semakin waspada terhadap obesitas. Jika saat ini Anda terhindar dari obesitas, maka Anda dapat melakukan pencegahan dini. Namun, jika obesitas telah menjadi bagian dari hidup Anda, maka saatnya Anda mengatasinya sesegera mungkin.

Di artikel-artikel selanjutnya, Anda akan saya ajak menjalani program pelangsingan tubuh yang saya yakin belum pernah Anda lakukan selama ini. Sebuah program pelangsingan tubuh unik yang menyetel mind set Anda menjalani hidup sehat untuk langsing tanpa harus menjalani diet ketat, olahraga yang terprogram, serta aturan-aturan lainnya yang membuat kebahagiaan Anda terampas. Melepaskan diri dari problem obesitas untuk selamanya adalah tujuan akhir yang akan dicapai dalam hal ini. Adapun tolak ukur keberhasilan program ini adalah langsing sekaligus sehat. Untuk mendapatkan semua itu, Anda harus "berani" merombak life style tidak sehat yang akrab dalam kehidupan Anda selama ini menjadi life style sehat. Sebuah tantangan. Namun, Anda tak perlu khawatir untuk memulainya karena program ini sangat fleksibel sehingga nyaman dijalani oleh siapa saja. Dibanding program pelangsingan tubuh lainnya, program ini adalah program yang paling sederhana dan murah. Saya mengerti apa yang Anda cari dan memahami kesulitan yang dihadapi orang-orang bertubuh gemuk yang ingin menjadi langsing dan sehat. Jadi, tunggu apa lagi? Jadikan program ini sebagai pilihan terakhir bagi Anda yang tidak ingin membuang waktu dan biaya untuk memiliki tubuh yang langsing dan sehat untuk selamanya.

Tolok ukur keberhasilan program ini adalah langsing sekaligus sehat.



Lingga, Lanny. 2014. Mau Langsing? STOP DIET!. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.